GUNAKANLAH VERSI DESKTOP AGAR MAXSIMAL
... ... ...

DIALOG KEMUNGKARAN


Syabab.Com - Konferensi antar agama yang disponsori Arab Saudi telah digelar di Madrid, Spanyol. Untuk kesekian kalinya, negeri kaum Muslim memperbodoh dan menyesatkan diri sendiri dengan mengadakan dialog dengan orang-orang kafir. Seperti biasa, tujuan dari dialog itu untuk mencari kesefahaman atau titik temu di antara agama-agama yang berbeda, khususnya agama samawi. Beberapa kalangan menyebutkan, kejahiliyahan menimpa di kalangan para pemimpin umat Islam dalam kasus ini pemimpin negara Arab sendiri, nampaknya telah makan tuan.

Sponsor Arab

Konferensi yang berakhir pada Jumat (18/7) dihadiri oleh 200 peserta dari berbagai latar belakang agama. Tokoh-tokoh yang hadir antara lain Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz, Sekretaris Jenderal Kongres Yahudi Dunia Michael Schneider dan Kardinal Vatikan Jean-Louis Tauran.

Konferensi antar agama ini digagas oleh Raja Saudi sebagai tindak lanjut pertemuannya dengan Paus Benediktus XVI di Vatikan bulan November 2007 lalu. Isu yang dibahas oleh para peserta diantaranya terkait hubungan antara penganut agama Islam, Kristen dan Yahudi seperti masalah pembatasan jilbab di sejumlah negara-negara Eropa, kasus-kasus pelecehan terhadap Rasulullah Muhammad Saw dan konflik Israel-Palestina.

Bahaya

"Konferensi menyerukan organisasi-organisasi internasional mulai bekerja membuat sebuah dokumen yang isinya menegaskan pentingnya saling menghormati setiap agama dan simbol-simbol keagamaan, dan bagi siapa pun yang melanggarnya dianggap telah melakukan tindakan kriminal, " demikian bagian isi komunike bersama para peserta konferensi.

Terlalu banyak bukti yang menunjukkan bahwa betapa Barat mencoba untuk memerangkap umat Islam dengan konsep dialog yang mereka canangkan. "Keindahan" konsep ini telah memukau tidak sedikit dari kalangan pemimpin kaum Muslim. Dari ungkapan-ungkapan Barat dapat disimpulkan dialog antar agama ini bertujuan untuk:

1. menyeru kesamaan dan kesetaraan antar agama dan perdaban, serta mengakui bahwa tidak ada agama atau peradaban yang lebih baik di atas yang lain.
2. menerima keberadaan agama atau peradaban lain sebagaimana adanya, serta mengungkap konsep agama dan peradaban lain tanpa memberikan penilaian salah terhadapnya dengan tujuan agar saling memahami dan mengakui pihak lain tanpa batas atau syarat tertentu.
3. interaksi bagi menciptakan satu peradaban alternatif yang unggul dengan mencari titik temu dan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung di dalam setiap agama atau peradaban.

Jelas sekali bahaya dari dialog antar agama ini seperti yang mereka ungkapkan dalam sebagian dokumen dari Konferensi tersebut.

Mungkin Juga Anda Suka

Previous
Next Post »