Adalah layak kalau dikatakan bahwa ajaran Islam memiliki kontribusi begitu signifikan dalam kemajuan peradaban umat manusia. Sejak Rasulullah Muhammad SAW mendeklarasikan Islam pertama kali di Mekkah, sebuah wilayah gersang di Jazirah Arab, ajaran ini terus menyebar sampai akhirnya menguasai hampir 2/3 wilayah dunia. Hebatnya lagi, tidak sedikit wilayah yang berada dalam naungan Islam itu dulunya merupakan pusat-pusat peradaban manusia, dan beberapa diantaranya berstatus sebagai negara adidaya. Sebut saja Wilayah Mesir dan
Islam menyatukan bukan hanya wilayah geografis yang sebegitu luas. Lebih dari itu, ajaran mulia ini menjadi perekat lahir bathin sebagian besar masyarakat dengan doktrin pemikirannya yang memang bersifat universal. Sebagian besar penduduk wilayah yang telah dibebaskan memeluk Islam tanpa sedikitpun ada paksaan. Pemerintahan yang efektif menjadikan mereka hidup lebih tenang dibandingkan masa-masa sebelumnya.
Fenomena ini diilustrasikan dengan baik oleh seorang sejarawan barat, Will Durant dalam bukunya “The Story of Civilization”. Dia mengatakan : “Diseluruh wilayah tersebut telah menyebar luas aqidah serta tatacara ibadah Agama Islam. Penduduk itu telah beriman kepada agama baru dan mereka semua ikhlas kepadanya. Mereka berpegang teguh kepada aqidahnya (ushul) dengan ikhlas dan serius sehingga dalam waktu singkat mereka telah melupakan tuhan mereka yang terdahulu. Agama Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang terbentang mulai dari China, Indonesia, India hingga Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir, hingga Maroko dan Spanyol. Islam pun telah memiliki cita-cita mereka, menguasai akalnya, mempola kehidupannya dan membangkitkan harapan di tengah-tengah mereka, yang meringankan urusan kehidupan maupun kesusahan mereka. Islam telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka. Agama Islam telah menyatukan mereka dan melunakkan hatinya walaupun ada perbedaan pendapat maupun latar belakang politik diantara mereka ” (Al-Qashash, 2004).
Masa pemerintahan yang begitu panjang bukanlah halangan bagi peradaban ini untuk menjadi cahaya yang senantiasa bersinar. Berbagai prestasi spektakuler yang diraihnya telah menjadi tinta emas sejarah untuk generasi-generasi berikutnya. Khalifah Umar Bin Abdul Aziz – dengan sistem Islam yang dijalankannya- mampu mensejahterakan umat yang dipimpinnya, sampai level yang tidak mungkin dicapai oleh peradaban dan sistem pemerintahan manapun, apalagi dengan sistem
Alhasil, penyakit sosial yang sering muncul sebagai akibat tidak terpenuhinya kebutuhan pokok semacam prostitusi, perampokan, dan aneka modus kejahatan lainnya benar-benar bisa diminimalisir. Selain juga karena ketegasan pemerintah saat itu dalam menerapkan sanksi terhadap para pelaku kejahatan.
Tingginya political will penguasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan menjadikan lembaga-lembaga pendidikan di wilayah Islam sebagai mercusuar ilmu pengetahuan bagi dunia. Ketika Eropa masih tertidur lelap (era kegelapan/darkage), para ilmuwan muslim telah melakukan berbagai penemuan dan terobosan penting di berbagai disiplin ilmu.
Pakar sejarah Jerman, Sigrid Hunke mendeskripsikan beberapa diantaranya. Pada masa pemerintahan Al Makmun, pernah didirikan sebuah observatorium di
Sementara itu, Kitab Muqaddimah Ibnu Khaldun dan banyak literatur muslim lainnya dipelajari dan dikaji di berbagai universitas di Eropa. Anda bisa menjumpai jejak intelektual mereka di perpustakaan-perpustakaan
Lantas, bagaimana hubungan fakta-fakta sejarah tersebut dengan kebangkitan peradaban barat yang menghasilkan banyak penemuan khususnya dibidang sains dan teknologi. Dalam hal ini patut disimak pernyataan Leopold Weis ; “ Bahwa kebangkitan atau menggeliatnya berbagai ilmu dan teknik Eropa berawal dari pengambilan ide secara luas dari sumber-sumber Islam khususnya sumber-sumber Arab. Eropa telah mengambil manfaat lebih besar daripada yang diperoleh oleh dunia Islam sendiri, namun mereka sama sekali tidak mengakui kebaikan yang besar tersebut.”
Alhasil, kesejahteraan material sebagai hasil dari pengembangan iptek yang begitu pesat yang dicapai barat ternyata memiliki linkage dengan eksistensi peradaban Islam.
Realitas di atas hanyalah cuplikan dari episode sejarah Islam yang begitu panjang. Di bawah naungan Sistem Pemerintahan Islam, masyarakat wilayah Islam saat itu –baik muslim maupun non muslim- hidup bahagia dan sejahtera. Peradaban mereka juga menjadi mercusuar bagi belahan bumi lainnya. Wallahu’alambisshowab.
Pernah dipublikasikan pada rubrik OPINI Harian Banjarmasin Post, Edisi 21 Maret 2007